Imam Masjid Dibacok Jemaah dari Belakang di Sumsel, Dipicu Sakit Hati karena Perkataan Korban
Sabtu, 12 September 2020
Edit
Nasib naas menimpa Muhammad Arif (61), warga di Kelurahan Tanjung Rancing, Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Saat tengah menjadi imam memimpin salat magrib di masjid, pada Jumat (11/9/2020), wajah Arif tiba-tiba dibacok oleh seorang jamaahnya sendiri.
Pelaku berinisial M (49) diduga sakit hati gara-gara perkataan yang pernah diucapkan oleh korban.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (12/9/2020), bacokan tersebut membuat wajah Arif terluka cukup parah.
Bercak darah bekas serangan tersebut berceceran di beberapa titik di tempat kejadian perkara (TKP).
Korban kemudian dibawa ke rumah sakit di Palembang untuk mendapat perawatan medis.
Tak lama setelah serangan terjadi, pelaku berhasil diamankan oleh pihak kepolisian, TNI dibantu oleh warga setempat.
Dimintai Kunci Kotak Amal
Berdasarkan keterangan warga setempat, sebelum insiden penyerangan terjadi, pelaku sebelumnya sempat dimintai korban untuk menyerahkan kunci kotak amal.
Diketahui, kunci kotak amal itu sudah lama dipegang pelaku.
Korban kemudian meminta pelaku menyerahkan kunci tersebut kepada bendahara masjid.
Permintaan korban diduga membuat pelaku sakit hati dan bertindak irasional.
Bacok Korban saat Magrib
Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (11/9/2020), sebelum menyerang korban, pelaku diketahui sempat mengikuti ibadah salat magrib berjamaah untuk sesaat.
Namun tak sampai akhir salat, pelaku pulang mengambil senjata tajam yang ia gunakan untuk membacok korban.
"Ketika pelaksanaan salat magrib pada saat rakaat pertama, pelaku keluar dari pada shof," ujar Kapolres Ogan Komering Ilir AKBP Alamsyah Pelupessy.
"Kemudian ke rumahnya mengambil sebilah parang dan kembali ke masjid."
"Pada saat itu langsung dilakukan penganiayaan," sambungnya.
Pelaku Kerap Sopiri Korban
Seorang keluarga korban, Efrohayati menuturkan, korban dan pelaku ternyata saling mengenal baik.
Bahkan pelaku kerap menyopiri korban ketika berpergian ke suatu tempat.
"Saya tidak menyangka peristiwa yang menimpa kakak ipar saya. Saya ke sini untuk membuat laporan," kata Efrohayati.
Kini pelaku yang kesehariannya berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut tengah menjalani proses pemeriksaan.